A. Pengertian
Perilaku Terpuji
Perilaku terpuji adalah segala
sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia
menilai baik, namun apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu
tetap tidak baik. Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila
Islammeyatakan baik, maka hal itu tetap baik.
Kita sebagai umatnya tentunya
ingin dapat mengikuti apa yang terjadi tuntutan rasulullah dalam kehidupan
sehari-hari sebagai suritauladan manusia.
Orang yang baik akhlaknya
tentunya didalam pergaulan sehari-hari akan senantiasa dicintai oleh sesama,
dan tentunya mereka kelak dihari kiamat akan masuk surga bersama dengan nabi
saw. Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya yang artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai
diantara kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat
adalah oarang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian”.
Harta yang banyak, pangkat
yang tinggi atau dimilikinya beberapa gelar kesarjanaan tak mampu mengangkat
derajat manusia tanpa dimilikinya akhlak terpuji.
Islam hadir dimuka bumi
sebenarnya sangat mengedepankan akhlak terpuji, karena Rasulullah saw. sendiri
diutus untuk menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya sebagai berikut:
اِÙ†َّماَ
بُعِØ«ْتُ Ù„ِؤُتَÙ…ِّÙ…َ Ù…َÙƒَأرِÙ…َ اْلأَØ®ْلاَÙ‚ْ
Artinya:
“Sesungguhnya
aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”.
Alangkah
indahnya ajaran Islam yang memerintahkan untuk berakhlakul karimah. Jika hidup
kita dihiasi dengan ahklak terpuji tentunya akan dicintai oleh Allah awt dan
masyarakatnya akan menjadi baik, temteram dan damai.
Sebagian
manusia, berbicara tentang akhlak terpuji dalam era globalisassi seperti ini
dinilai kuno dan kurang maju. Anggapan ini muncul karena sedah terpengaruh
budaya barat yang dinilai maju dan modern. Akhlak terpuji amat penting dalam
kehidupan manusia, termasuk dalam pergaulan remaja. Akhmad Syauki Bey (seorang
penyair) mangatakan sebagai berikut:
“Sesungguhnya suatu umat akan
tetap memiliki nama harum selama uamat tersebut memiliki akhlak yang terpuji.
Manakala akhlak terpuji telah lenyap, lenyap pulalah nama harum umat tersebut.
B. Perilaku Terpuji Terhadap Lingkungan Sosial
Manusia diciptakan Allah swt sebagai makhluk sosial artinya manusia selalu
berhubungan dan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam bergaul
dengan orang lain harus diperhatikan norma-norma yang ada sehingga pergaulan
antar masyarakat akan berlangsung dengan harmoni. Denagn demikian setiap
manusia dituntut untuk berperilaku terpuji dalam hubungan dengan orang lain
dilingkungan sosialnya tanpa membedakan status sosialnya, agama, maupun
keturunannya. Rasulullah bersabda: “Engkau belum disebut sebagai orang yang
beriman kecuali engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu
sendiri”.
Macam-macam perilaku terpuji terhadap sesama dalam masyarakat
1.
Ta’aruf
Dalam
pergaulan sehari-hari sering kita dengar ungkapan “tidak kenal maka tidak
sayang”. Hal tersebut berlaku untuk apa saja baik itu dalam perdagangan,
perumahan, lingkungan masyarakat dan lain-lain. Begitu juga dengan sesama
manusia, kalau kita belum kenal mungkin kita punya dzan (sangkaan) yang
bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum tentu baik, orang yang
kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh karena itu supaya tidak punya dzan
yang bermacam-macam, sabaiknya kita memperkenalkan diri. Perkenalan bukan hanya
dari segi nama saja, tetapi dari berbagai aspek baik itu keluarga, pendidikan,
agama, pekrjaan dan lain-lain.
Itulah makna
kita saling kenal mengenal yang dalam bahasa arab disebut Ta’aruf. Ta’aruf
dapat di artikan saling mengenal, saling mengetahui manusia satu dengan manusia
lain. Saling kenal mengenal tersebut harus didasari dengan kemanusiaan,
persaudaraan kecintaan serta ketakwaan kepada Allah swt . tanpa membedakan ras,
keturunan, warna kulit, pangkat jabatan maupun agama. Dalam ta’aruf
perbedaa-perbedaan itu harus kita jauhkan dan di ganti dengan kasih sayang.
Atas kodrat
dan irodat Allah, kita lajir didunia yang memiliki berbagai macam
perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna kulit, rambut, suku bangsa, maupun
yang dibentuk oleh manusia itu sendiri seperti kelompok buruh, majikan dan
lain-lain. Adanya perdaan itu jangan dijadikan alasan untuk permusuhan dan
pertentangan akan tetapi harus dijadikan sarana saling kenal mengenal.
Ajaran
tentang persaudaraan dan saling kenal mengenal antar manusia harus dilandasi
dengan landasan yang amat luas. Yang dituju disini bukan hanya kaum mukmin,
malinkan manusia pada umumnya yang mereka itu seakan-akan satu keluarga dan
terbagi menjadi bangsa, kebilah dan keluarga.
Supaya
perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan kita kerjakan, yaitu sebagai berikut:
a.
Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada
dasarnya setiap muslim itu adalah saudara.
b.
Sebarkan salam, beri makan dan sambung tali
persaudaraan.
c.
Segala urusan dimusyawarahkan
d.
Lemah lembut dan berseri-seri.
2.
Tafahum
Tafahum
artinya saling memahami keadaan seseorang, baik sifat watak maupun latar
belakang seseorang.
3.
Jujur
Allah
meminta kapada manusia dalam membina kehidupan ini supaya berlaku benar dan
jujur, karena kebenaran dan kejujuran merupakan hal yang pokok dalam kehidupan
manusia. Akan tetapi sebaliknya, apabila manusia melalaikan hal yang pokok ini,
maka kehancuran dan kekacauan yang akan menimpa manusia. Oleh karenanya
berpegang teguh pada kejujuran dan kebenaran dalam segala hal merupakan faktor
yang penting dalam membina akhlak bagi orang-orang muslim.
Benar atau
jujur artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya, tidak saja
berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa arab benar atau jujur
disebut sidiq (ash shidqu). Benar atau jujur perkataan artinya mengatakan
sesuatu keadaanya yang sebenarnya, tidak mengada-ngada dan tidak pula
menyembunyikan. Akan tetapi, apabila yang disembunyikan itu suatu rahasia atau
menjaga nama baik seseorang, maka itu diperbolehkan. Benar atau jujur dalam
perbuatan ialah melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan atau oetunjuk
agama. Apabila menurut agama itu diperbolehkan, maka itu benar, dan apabila
perbuatan itu menurut agama dilarang, berarti perbuatan itu tidak benar.
Benar atau
jujur pada diri sendiri berarti kita harus bersungguh-sungguh untuk
meningkatkan kemampuan dan tujuan hidup kita untuk memberikan sesuatu yang
terbaik bagi orang lain, yaitu kita memperlihatkan diri kita yang sebenarnya,
tangpa dibuat-buat, bersih dan lurus. Benar atau juur kepada orang lain tidak
hanya sekedar berbuat dan berkata yang benar, akan tetapi harus berusaha
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Sebagaimana disabdakan rasulullah
yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi
orang lain.” Disamping memberikan manfaat kepada orang lain rasulullah juga
mencontohkan kepeduliannya terhadap orang lain.
Jujur adalah
kata yang mudah umtuk diucapkan, akan tetapi berat dalam pelaksanaannya.
Kejujuran memancarkan kewibawaan, karena orang yang berlaku jujur dapat
menepiskan segala prasangka buruk, dia berni karena benar.
4.
Adil
Adil menurut
istilah agama adalah sama dalam segala urusan dan menjalankan sesuai dengan
ketentuan agama. Dengan kata lain, adil adalah mengerjakan yang benar dan
menjauhkan yang batil.
Adil adalah
jalan bagi seseorang untuk menuju kepada ketakwaan. Apabila didalam pergaulan
hidup ini masing-masing pihak berbuat sesuai dengan pekerjaannya, maka
diharapkan akan terwujud ketenteraman dan kedamaian didalam masyarakat. Salah
satu sifat yang ahrus dimiliki setiap orang untuk dapat menegakkan kebenaran
adalah sifat adil.
Didalam
Al-Quran dijelaskan bahwa bersikap adil tidak pilih-pilih, kepada golongan yang
kita bencipun kita haarus tetap berlaku adil. Dengan berbuat adil, maka akan
mendekatkan kita kepada sifat takwa. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah:8 yang artinya:
“Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S.
Al-Maidah:8)
5.
Amanah
Secara
bahasa, amanah adalah kepercayaan, kesetiaan atau ketulusan hati. Berdasarkan
istilah, amanah adalah sesuatu yang dititipkan kepada pihak lain sehingga
menimbulkan rasa aman bagi pemberinya, dan sebaliknya, pihak penerima memelihara
amanah dengan baik.
Dibawah ini akan disampaikan tiga amanah Allah yang pokok kepada manusia,
yaitu sebagai berikut:
1)
Amanah ilmu pengetahuan, yang diberikan kepada
manusia yang berpredikat ulama, kaum cerdik pandai dan para sarjana.. mereka ini
bertanggungjawab untuk memelihara ilmu, menyiarkannya serta mengembangkannya.
2)
Amanah kekuasaan, yang diberikan kepada mereka
yang memegang kekuasaan, yaitu para pemimpin, tokoh masyarakat. Kekuasaan yang
ada pada mereka itu merupakan amaliah Allah yang harus dilaksanakan sesuai
dengan norma-norma yang telah ditentukan oleh Allah.
3)
Amanah harta, amanah ini dilimpahkan Allah
kepada mereka hartawan, usahawan, produsen, supaya dapat mengursnya dengan baik
sesuaid engan garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Oleh karena
itu amanah itu hendaknya diberikan kepada orang yang mampu melaksanakannya.
Begitu juga orang yang menerima amanah harus menyadari, bahwa amanah yang
diterimanya itu harus dapat dipertanggungjawabkan kepada yang memberi amanah
dan kepada Allah SWT.
6.
Tasamuh
Tasamuh
dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu sikap tidak terburu-buru menerima
atau menolak saran atau pendapat orang lain, sekalipun hal tersebut menyangkut
pada masalah agama, akan tetapi dipikirkan dalam-dalam dipertimbangkan
masak-masak baru menetapkan sikap.
7.
Toleransi
Secara
bahasa toleransi artinya bersabar, menahan diri dan membiarkan. Toleransi
menghendaki agar kerukunan hidup diantara manusia yang bermacam-macam paham,
keyakinan dapat terhindar dari sifat-sifat kaku, bahkan menjurus pada
sikap-sikap permusuhan.
Pada
dasarnya, tujuan utama dalam toleransi adalah terciptanya kerukunan hidup antar
manusia, dan dalam agama Islam juga diajarkan bahkan merupakan sesuatu ajaran
yang sangat prinsip diantara ajaran-ajaran yang lain. Tuuan yang demikian ini
merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka bumi ini dan sesuai pula dengan
kata “Islam” yang berarti “damai” yaitu damai dengan sesama umat manusia.
8.
Ta’awun
Ta’awun
artinya tolong menolong. Manusia tidak dapat berbuat banyak kalau seorangdiri,
apalagi untuk kepentingan orang banyak. Karena manusia tidak dapat hidup
sendiri maka manusia memerlukan bantuan atau pertolongan orang lain, bahkan
harus mengikat kerjasama dengan orang lain.
Dampak positif ta’awun dan tasamuh
a.
Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan
damai.
b.
Tercapai ketentraman batin hidup bersama
masyarakat.
c.
Terjalinnya hubungan batin yang mesra antara
sesama manusia.
d.
Terwujudnya kesatuan dan persatuan.
C. Perilaku Terpuji Terhadap Sesama
1.
Akhlak terpuji terhadap orang lemah
Dalam
menghadapi kehidupan didunia ini, Allah telah memberikan kepada semua manusia
antara lain berupa panca indera, akal dan sebagainya. Namun, diantara manusia
ada yang tidak dapat memanfaatkan karunia dari Allah dengan sempurna karena
beberapa sebab. Ada yang disebabkan karena lanjut usia, karena cacat, lumpuh
dan sebagainya.
Kita tentu
sangat beruntung dibandingkan dengan mereka, kita dapat membeyangkan, bagaimana
caranya mereka menghadapi kehidupan ini. Kalau mereka masih mempunyai sanak
keluarga yang mampu, mereka dapat membantu menghidupi keperluan hidupnya.
Tetapi, bagi mereka yang sudah tidak mempunyai sanak keluarga yang mampu,
anggota masyarakat seluruhnyalah yang menjadi harapannya. Untuk itu, umat Islam
berkewajiban mengeluarkan sebagian dari haratanya sebagai zakat untuk mencukupi
keperluan hidup mereka. Adapun bagi orang Islam yang mempunyai sedikit
kelebihan dari keperluan hidupnya sehari-hari dapat membantunya dengan sedikit
sesuai dengan kemampuannya.
2.
Akhlak terhadap tetangga
Tetangga
adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena pertalian saudara
ataupun pertalian darah, bahkan mungkin tidak seagama dengan kita.
3.
Akhlak terhadap orang yang berbeda agama
Agama Islam
adalah agama perdamaian, artinya Islam melarang umatnya mencari lawan, karena
mencari lawan merupakan perbuatan yang tertcela yang dilarang agama. Dalam hal
ini keyakinan kita harus berbeda, tetapi dalam kemasyarakatan kita harus
bersatu untuk menjaga kerukunan bersama.
D. Akhlak Terpuji Kepada Allah
a.
Pengertian Akhlak Terpuji
Kepada Allah
Akhlak
terpuji disebut juga akhlak mahmudah. Islam mengjarkan , berakhlak terpuji
tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga terhadap Allah SWT.
sebagai Zat Yang Maha Pencipta. Akhlak terpuji kepada Allah adalah suatu sikap
atau perilaku terpuji yang hanya ditujukan kepada Allah SWT. sebagai hamba
ciptaan Allah kita wajib berperilaku terpuji kepada Allah. Hal ini wujud rasa
terima kasih atau bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan manusia dengan
segala kelengkapan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
b.
Macam-macam Akhlak Terpuji
Kepada Allah
1.
Ikhlas
Ikhlas
adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan semata-mata hanya karena
Allah SWT.. Orang yang berbuat ikhlas tidak mengharapkan balas jasa atau pujian
dari orang lain kecuali hanya mengharap rida dari Allah SWT.. Orang yang
beramal secara ikhlas disebut mukhlis.
Dampak
positif dari perbuatan ikhlas adalah sebagai berikut:
1)
Memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
2)
Memperoleh kepuasan batin karena merasa bahwa
kebaikan yang dilakukan sesuai dengan perintah Allah SWT.
3)
Merasa lebih dekat dengan Allah,karena amalnya
diterima oleh Allah SWT.
Ada beberapa
upaya untuk membiasakan sifat ikhlas antara lain:
1)
Melatih diri untuk beramal baik saat tidak
dilihat oleh orang lain.
2)
Tidak merasa kecewa apabila perbuatan baiknya
diremehkan orang lain.
3)
Melatih diri agar tidak merasa bangga jika
perbuatan baiknya dipuji orang.
4)
Tidak suka memuji perbuatan baik yang dilakukan
seseorang karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya.
2.
Taat
Taat menurut
bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Adapun taat dalam berakhlak terpuji
kepada Allah ialah tunduk, patuh, dan setia kepada Allah SWT dan Rasul-nya baik
dalam bentuk pelaksanaan perintah maupun meninggalkan larangannya.
Orang yang
taat kepada Allah dan Rasulnya tentu akan memperoleh dampak positif dari
dirinya, antara lain sebagai berikut:
1)
Memperoleh rida dari Allah SWT, karena mampu
menaati perintah-nya dan menjauhi larangan-nya.
2)
Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu
melaksanakan salah satu kewajibannya kepada Allah dan Rasul-nya.
3)
Memperoleh kemenangan dan keberuntungan yang
besar sesuai firman Allah SWT dalam Q,S,
An-nisa: 13 yang artinya:
Artinya:
“Barangsiapa taat kepada Allah
dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir
didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah
kemenangan yang besar”.
(Q,S, An-nisa: 13 )